Bagaimana Binatang Mengobati Tubuhnya Ketika Sakit
Kita semua menyadari bahwa kerajaan binatang memiliki kualitas kesehatan yang lebih baik dari pada kerajaan manusia. Walaupun manusia diberikan akal, kemampuan untuk berpikir dan berkreasi yang jauh lebih baik dan sempurna ketimbang binatang, tapi kenapa kualitas kesehatannya tidak lebih baik dari binatang?
Berbicara mengenai kesehatan dan merawat tubuh justru binatang punya insting dan kepekaan yang lebih bijak dari pada manusia umumnya.
Dr. Adolph Just, seorang dokter berkebangsaan Jerman yang banyak menulis buku tentang kembali ke alam (return to nature), mengatakan bahwa perbedaan yang paling mendasar antara kehidupan manusia dan kehidupan binatang adalah cara hidupnya. Binatang hidup bersahabat dengan alam dan mengikuti aturan hukum alam yang harmonis. Sedangkan manusia hidup merusakkan dan melawan hukum alam. Inilah awal dari kebodohan manusia.
Otak manusia mampu mengembangkan berbagai teknologi modern untuk menunjang berbagai diagnosis penyakit dan pengobatan tubuh. Kecanggihan dunia kedokteran modern memang tidak dapat disangsikan lagi. Jumlah rumah sakit berkualitas internasional semakin bejibun. Jumlah dokter dengan berbagai spesialisasinya juga semakin hebat dan banyak. Tapi mengapa pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini begitu hebatnya tapi ini malah orang sehat menjadi makhluk yang sangat langka.
Melihat kenyataan ini, semestinya kita tidak sombong dan tidak malu untuk melihat ke belakang, tepatnya ke zaman batu sekalipun, zaman nenek motlyang kita yang hidup dengan sangat sederhana. Justru dengan kesederhanaanya itu, mereka bisa belajar memahami tubuh, belajar berkomunikasi dengan tubuhnya.
Dengan dasar itu pula akal sehat, kepekaan, dan kemandirian dalam memahami tubuhnya terlatih dengan baik. Inilah yang membuat orang-orang pada zaman dahulu mampu mengoptimalkan tubuhnya dengan sebaik-baiknya.
Slogan "Tubuh Anda adalah dokter yang terbaik" benar-benar diyakini dan dipegang teguh dengan sebaik-baiknya oleh semua binatang. Sedangkan kita pada hari ini mengacu pada paradigma yang salah tentang makna sehat.
Masyarakat modern hari ini menganggap sehat selalu identik dengan makan obat dan dokter. Sekecil apapun keluhan tubuh selalu ditekan dengan berbagai obat-obatan. Ketergantungan pada dokter dan obat telah meracuni masyarakat nodern dan membuat pertahanan tubuhnya jadi mandul.
Apabila kesombongan manusia bisa diredam, seharusnya kemampuan dan kecanggihan dunia kedokteran modern mampu mengoptimalkan kualitas manusia hari ini. Mengingat ilmu Tuhan itu luas, dan setiap makhluk ciptaanNya diberikan kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka setiap penciptaan memiliki makna dan manfaat untuk makhluk lainnya. Dengan begitu, kita tidak perlu merasa malu terhadap yang lainnya. Tidak ada salahnya kita belajar pada binatang di sekeliling kita dari kelebihannya.
Menurut penelitian para ahli, ada banyak keunikan antara binatang yang satu dengan yang lainnya dalam menjaga keseimbangan tubuhnya, baik dari serangan musuh maupun dari serangan berbagai penyakit. Dari berbagai perbedaan dan keunikan pada binatang, ada persamaan yang bisa kita ambil sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi ummat manusia, yaitu hampir semua binatang jika mereka sakit mereka akan berhenti makan.
The body is self repairing (Kerusakan tubuh hanya bisa diperbaiki oleh tubuh itu sendiri.. Husen A. Bajra
Ketika binatang sakit, ia akan beristirahat sebanyak-banyaknya. Termasuk berhenti makan untuk memberikan kesempatan pada tubuhnya dalam melawan penyakit dan memperbaiki setiap kerusakannya sampai waktu tertentu hingga tubuhnya memberikan sinyal positif kapan ia harus mulai makan dan minum lagi.
Mengamati kucing yang lagi sakit
Mari sekarang kita coba mengamati dan menelusuri kehidupan seekor kucing yang ada disekitar kita dan bagaimana perlakuan kucing pada tubuhnya ketika ia sakit.
Pada suatu waktu saya pernah mengamati kucing liar yang sedang sakit parah dibelakang rumah saya. Kucing itu bukan sengaja dipelihara melainkan datang sendiri dan hidup disekitar rumah saya. Pada waktu itu si kucing yang semula sangat riang dan lincah, tiba-tiba jadi pendiam dan berbaring tidur selama berhari-hari. Kalaupun kucing itu bergerak, ia bergerak sangat sedikit sekali, dan hanya sesekali mencoba menghirup udara segar dan menggerak-gerakkan badannya agar tidak terlalu kaku.
Pada waktu itu saya melihat berkali-kali dia muntah dengan bau yang cukup menyengat. Lalu saya merasa kasihan dan mencoba memberinya susu yang dituangkan di sebuah mangkuk, tapi sedikit pun susu itu tidak disentuhnya sampai akhirnya saya buang. Lalu saya coba memberinya air dan dia mencicipinya sedikit demi sedikit.
Setelah beberapa hari saya melihat kucing itu tidak makan dan hanya berbaring lemas dan kadang menjilati bagian-bagian tubuh tertentu dengan air ludahnya, sambil sesekali jalan perlahan keluar. Saya melihat badannya semakin kurus, tapi sorot matanya tetap tajam dan menunjukkan sebuah tanda-tanda optimis untuk bisa cepat sembuh kembali.
Lalu setelah kucing itu tidak muntah lagi, dia mulai mencari-cari makanan. Lalu saya cobe memberikannya sepotong ikan yang biasanya dimakan lahap, tapi tidak juga dimakannya. Ikan yang saya berikan hanya dijilati dan diciumi lalu ditinggalkannya.
Lalu saya mencoba memberinya susu kembali, dia mulai menjilatinya sedikit demi sedikit secara perlahan, sambil kadang dia menoleh ke arah saya. Saya sangat terkesan dengan gerak-geriknya. Saya membatin dalam diri bahwa dia terkesan sedang bertanya kepada tubuhnya dari setiap jilatan air susu yang diminumnya. Apakah tubuhnya sudah merasa siap dan menerima dengan baik dari makanan yang dimakannya. Kira-kira sekitar 25 % susu yang dijilatinya masuk ke dalam mulutnya. Setelah itu dia tinggalkan dan kembali lagi berbaring.
Pada keesokan harinya, saya memberi kucing itu segelas susu lagi, lalu dijilatinya lebih cepat. Hampir sebanyak 75 % nya habis diminumnya. Lalu keesokan harinya, saya coba beri dia ikan, lalu dia mulai memakannya secara perlahan-lahan, dan mengunyahnya cukup lama, dan separuh dari yang disajikan habis dimakannya. Hari berikutnya dia sudah kembali lincah dan menunjukkan energinya kalau kucing itu sudah benar-benar sehat seperti sedia kala.
Dari hasil pengamatan tersebut kita bisa ambil banyak pelajaran yang sudah dilupakan oleh banyak dokter komvensional maupun para pengobat tradisional bahwa banyak obat-obatan yang telah masuk ke dalam tubuh dengan tujuan meredam gejala penyakit. Cara instan dan asal cepat ini sesungguhnya memiliki resiko dan efek samping pada tubuh dalam jangka panjang, dan kebanyakan dari kita tidak memperdulikannya.
Kita takut dan sangat cemas ketika berat badan kita dan selera makan anak kita menurun ketika sakit padahal itu semua reaksi positif tubuh. Para dokter sibuk memberikan obat antimual dan berbagai vitamin nafsu makan agar si pasien bisa tetap makan banyak ketika sakit.
Inilah kebodohan kita sebagai manusia akan bahasa tubuh yang membuat kita lupa kalau gejala-gejala seperti itu merupakan bagian dari reaksi tubuh yang positif dalam memberikan informasi ketika tubuh ketika sakit. Sungguh sangat menyedihkan bukan?.
Seekor kucing yang lugu dan tidak pernah masuk sekolah kedokteran bisa lebih bijak dan memahami bahasa tubuhnya lebih baik dari pada kita sebagai manusia.
Mengapa harus belajar dari kucing?
- Kucing tidak pernah takut berat badannya menurun ketika sakit, karena dia tahu berat badannya akan kembali normal setelah dia sahat.
- Kucing tidak pernah takut untuk tidak makan ketika tubuhnya tidak bisa mencerna makanan.
- Kucing lebih bijak dalam menjawab bahasa tubuhnya, kapan dia harus makan dan kapan dia harus berhenti makan.
- Kucing yang tidak pernah sekolah lebih pandai membaca bahasa tubuhnya dari pada kita yang sekolah dan diberi akal yang lebih baik.
- Kucing bisa lebih mandiri mengurus diri dan mengobati penyakitnya tanpa bergantung pada doktet seperti manusia umumnya.
Pernyataan di atas dimaksudkan untuk mengajak masyarakat agar bisa merenungkan kekurang-bijakan kita dalam memperlakukan tubuh, harta kita yang termahal. Saya ingin mengajak untuk mengambil ilmu dari mana pun sumbernya.
Banyak gerakan-gerakan terapi pernapasan diambil dari gerakan binatang. Manusia sudah sejak ribuan tahun yang lalu belajar dari kehidupan positif binatang, seperti gerakan-gerakan dalam yoga diambil dari gerakan kucing, kuda, dan binatang lainnya..
Demikian penjelasan singkat tentang bagaimana cara seekor kucing mengobati dirinya sendiri ketika sakit? Semoga bermanfaat..
Posting Komentar untuk "Bagaimana Binatang Mengobati Tubuhnya Ketika Sakit"
Silahkan berkomentar dengan sopan dan bijak!!